Load Balancing Server: Pengertian, Jenis dan Cara Kerjanya

Load Balancing Server

Load Balancing Server – Memiliki sebuah situs maupun aplikasi dengan traffic yang tinggi tentu akan membutuhkan sumber daya yang sangat banyak. Terkadang server kewalahan saat menerima banyak request atau permintaan dari traffic yang terlalu banyak sehingga membuat server mengalami downtime dan respon yang melambat. 

Eits, sebelum lanjut membaca artikel ini jika Anda berminat untuk menggunakan jasa NetData jangan ragu untuk klik link dibawah untuk konsultasi gratis yah 🙂

Konsultasi Via Whatsapp

Untuk mengatasi hal ini kita memerlukan sebuah server cadangan yang bernama load balancing server yang dapat menjaga uptime dan kecepatan server menjadi lebih stabil. Apa itu load balancing server, bagaimana cara kerjanya, dan apasih kelebihan dari server load balancing ini? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut mari kita bahas satu persatu di artikel kali ini. 

Apa Itu Load Balancing Server

Load balancing adalah proses pembagian beban traffic dari sebuah server maupun aplikasi. Dengan load balancer maka beban trafficc tidak akan dibebankan kepada beberapa jalur koneksi. 

Dengan mempercepat waktu respon server maka server terhindar dari yang namanya overloading. Kinerja server akan lebih maksimal walaupun dengan traffic yang tinggi sekalipun.

Mengenal Jenis Load Balancer

Adapun jenis dari load balancing yang dapat dibedakan berdasarkan konfigurasinya, terdapat tiga jenis load balancing yakni hardware, software, dan virtual load balancer berikut penjelasannya.

Load Balancer Hardware

Seperti namanya bahwa load balancer hardware ini berbentuk perangkat keras. Alat berfungsi untuk mendistribusikan traffic sesuai dengan pengaturan yang sudah diatur sebelumnya.

Karena bentuknya fisik, maka load balancer ini diletakan bersamaan dengan server di pusat data lokal. Jumlah load balancer disesuaikan dengan traffic tertinggi yang dibutuhkan, load balancer ini dapat menangani jumlah traffic yang besar. Walaupun load balancer ini memiliki harga yang terbilang mahal. dan tidak sefleksibel load balancer software.

Load Balancer Software

Semakin modern, teknologi load balancer juga semakin canggih yang sekarang sudah ada yang versi softwarenya. Hanya dengan menggunakan aplikasi ataupun virtual machine Anda bisa memiliki alat penyeimbang beban server.

Untuk soal biaya load balancer software ini lebih terjangkau dibandingkan dengan load balancer fisik. Namun versi software ini jauh lebih fleksibel dan saat menerima permintaan akses yang lebih besar maka Anda dapat mengubah konfigurasinya sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat dua jenis load balancer software yakni komersial dan open source. Dua jenis ini bisa dijadikan alternatif untuk menggantikan load balancer fisik untuk menghemat biaya.

Cara Kerja Load Balancing

Baik load balancer software maupun fisik jenis load balancing ini mendistribusikan traffic ke beberap server untuk memastikan bahwa tidak ada satupun server yang menganggung beban berlebih. Secara efektif load balancing meminimalkan waktu respon server.

Secara fungsi, load balancing seperti polisi lalu lintas yang bertugas mencegah kemacetan dan hal yang tidak diinginkan. Load balancer harus dapat memastikan arus lalu lintas jaringan tetap lancar sekaligus memberikan rasa yang aman dalam sistem kerja jaringan yang rumit.  

Berikut cara kerja load balancing:

  • Pengguna mengakses web server atau aplikasi.
  • Load balancer menerima dan mendistribusikan permintaan ke beberapa server menggunakan IP address.
  • Apabila ada server yang down dapat mengalihkan traffic ke server lain yang tersedia.

 

Metode Load Balancing

Load balancing terdiri dari berbagai metode yang menggunakan algoritma yang berbeda-beda. Mari kita simak penjelasan berikut ini.

Round Robin

Round robin merupakan metode yang paling banyak digunakan pada load balancing. Metode ini cocok untuk server dengan spesifikasi yang sama dan tidak memiliki banyak koneksi yang terus menerus.

Metode ini dapat mengarahkan traffik ke server pertama yang tersedia. Kemudian traffic akan diarahkan ke server kedua dan berlaku seterusnya tergantung jumlah server yang ada.

Kekurangan algoritma ini tidak mempertimbangkan beban dan karakteristik masing-masing server. Metode ini menganggap bahwa setiap server memiliki kemampuan dan spesifikasi yang sama.

Least Response Time

Metode ini menggabungkan dua cara dalam distribusi beban traffic. Saat terjadi permintaan data maka load balancing akan mengarahkan traffic ke server dengan konteksi aktif terkecil dan waktu respon yang cepat.

Selain mengetahui kecepatan respon server, metode ini dapat membantu pengguna mengetahui beban sebuah server.

Least Bandwidth

Metode least bandiwidth ini cukup sederhana. Metode ini mencari server yang melayani jumlah traffic yang paling sedikit berdasarkan ukuran kecepatan bandwidth yani megabit per detik atau Mbps.

Jika traffic mengakses data, load balancing akan mendistribusikan ke server yang memiliki traffic Mbps yang paling kecil.

Least Connection

Algoritma least connection adalah metode yang mengevaluasi kekurangan round robin dalam membaca beban setiap server. Metode ini dapat meratakan disemua server yang tersedia. Jika server memiliki beban koneksi yang besar, maka permintaan data akan di distribusikan ke server yang lebih luang.

Pada saat permintaan terjadi, least connection akan berusaha membagikannya ke server dengan koneksi yang lebih kecil. Hal ini akan dapat menghindarkan overload pada server karena besarnya traffic yang diterima.

IP Hash

Metode IP hash adalah metode permintaan akses data ke sebuah server yang ditentukan lewat berbagai data yang berhubungan dengan IP address. Sederhananya IP address client akan menentukan server mana yang akan mendapatkan traffic.

Kelebihan Load Balancing

Itulah beberapa metode load balancing, nah apa sih kelebihan menggunakan load balancing, mari kita simak berikut ini.

Meningkatkan Fleksibilitas

Admin website akan lebih fleksibel dalam mengangani traffic website karena beban server yang seimbang. Merekae akan dapat melakukan tugas pemeliharaan server secara bertahap tanpa perlu mematikan website ataupun menunggu website memasuki waktu senggang.

Load balancing dapat memungkinkan admin untuk menyimpan beban ke satu server sedangkan server lain melakukan maintenance.

Mengurangi Downtime dan Meningkatkan Performa

Load balancing dapat memudahkan admin untuk melakukan maintenance server dimana saja dan kapansaja. Sehingga tidak perlu khawatir mengurangi sekaligus maupun menaikan performa website.

Manajemen Kegagalan yang Efisien

Load balancing dapat membantu pengakses dalam mendeteksi kegagalan sekaligus menganganinya secara efisien. Dengan begitu maka kegagalan yang terjadi tidak mempengaruhi beban server yang ada. Dengan menggunakan beberapa pusat data yang tersebar maka Anda dapat memotong jalur kegagalan yang terdeteksi dan mengalihkan sumber daya ke server lain yang tidak terpengaruh.

Mempermudah Proses Distribusi Traffic

Dapat memudahkan proses distribusi traffic, jika Anda sedang memelihara website di beberapa server menggunakan load balancing maka kegagalan operasional dapat dibatasi secara signifikan. Sehingga load balancing dapat mengeliminasi proses yang tidak perlui seperti redudansi.

Apabila terjadi kegagalan pada pengiriman traffic ke dua atau lebih server dan mengalami kegagalan pada satu server. Maka load balancing akan otomatis mengalihkan traffic ke server yang lain. Dengan beban server yang seimbang, maka Anda dapat merasakan aman karena server akan selalu online untuk menangani traffic website.

Kemudahan Upgrade dan Downgrade

Semakin tinggi pengakses website Anda maka akan semakin tinggi traffic yang berpotensi untuk membuat website Anda menjadi lambat bahkan gagal dalam memuat konten.

Untuk menghindari hal ini maka Anda dapat menggunakan load balancing yang dapat menyebarkan server ke satu atau lebih server yang mudah ditangani. Administrator server akan lebih mudah dalam melakukan naik turunnya skala server sesuai kebutuhan.

Kekurangan Load Balancing

Selain kelebihan load balancing, ada juga kekurangannya yang mungkin perlu Anda jadikan pertimbangan sebelum menggunakan load balancing ke web server Anda. Berikut dua kekurangan load balancing:

Membutuhkan Konfigurasi Tambahan

Penggunaan load balancing memerlukan konfigurasi tambahan dalam mempertahankan koneksi terus menerus antara klien dan server. Dan juga Anda dapat melakukan konfigurasi ulang load balancer terjadi perubahaan susunan di cluster hilir. Misalnya terjadi penghapusan maupun penambahan node.

Biaya yang Mahal

Hal ini berlaku bagi Anda yang menggunakan load balancing hardware. Ya seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa load balancing hardware ini memiliki harga yang tidak murah dibandingkan dengan versi softwarenya.

Jika Anda tertarik dengan penawaran jasa dari kami silahkan Anda menghubungi kami melalui link ini atau bisa juga melalui form kontak kami disini.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Semua operasional PT. Network Data Sistem akan menggunakan domain nds.id per tanggal 8 Mei 2019. Semua informasi/promosi dalam bentuk apapun selain menggunakan domain nds.id bukan tanggung jawab PT. Network Data Sistem Tutup