Bahaya dari IOT Hacking, Metode dan Pencegahannya

iot hacking

IoT atau Internet of Things memang dampaknya sangat besar bagi kehidupan manusia sekarang ini. Manfaatnya yang cukup besar di berbagai bidang pun juga tidak lepas dari berbagai risiko terhadap keamanannya termasuk jika membicarakan tentang keamanan data dan juga operasional perusahaan yang memanfaatkan IoT. Salah satu ancaman yang sangat jelas adalah IoT hacking.

Apakah memang ini menjadi ancaman serius bagi Internet of Things? Pelajari semuanya di dalam artikel ini!

Bahaya dan Risiko IOT Hacking untuk Bisnis

IoT hacking adalah upaya peretas untuk mendapatkan akses ilegal dan mengendalikan perangkat yang terhubung ke internet. Berbeda dari peretasan konvensional yang umumnya menargetkan komputer atau server, peretasan IoT lebih fokus pada perangkat seperti kamera keamanan, peralatan rumah pintar, hingga perangkat medis. Jika tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang kuat, perangkat-perangkat ini rentan dieksploitasi oleh peretas untuk berbagai tujuan jahat.

Beberapa ancaman yang dapat timbul akibat peretasan IoT antara lain:

  • Kebocoran Data Pribadi
    Banyak perangkat IoT menyimpan informasi sensitif seperti data pribadi dan keuangan pengguna. Jika sistem keamanannya lemah, peretas dapat mencuri data tersebut untuk tujuan kejahatan seperti pencurian identitas atau penyalahgunaan informasi pribadi.
  • Manipulasi Perangkat
    Peretas dapat mengontrol perangkat IoT tanpa izin, misalnya, mengakses kamera keamanan, membuka kunci pintu pintar, atau bahkan mengendalikan sistem kendali industri, yang dapat berakibat serius terhadap keamanan dan privasi pengguna.
  • Ancaman Serangan Siber Skala Besar
    Perangkat IoT yang telah diretas bisa digunakan sebagai titik masuk untuk meluncurkan serangan lebih besar, seperti serangan DDoS yang melumpuhkan situs web atau infrastruktur digital. Selain itu, peretas bisa mengeksploitasi perangkat yang terhubung untuk menyebarkan malware atau serangan siber lainnya.
  • Dampak Keuangan dan Keamanan
    IoT hacking yang dilakukan pada sistem tidak hanya mengancam privasi, tetapi juga bisa berdampak finansial besar. Data yang dicuri bisa digunakan untuk penipuan atau pemerasan. Dalam kasus lebih ekstrem, peretasan perangkat kritis seperti alat medis atau sistem industri dapat berujung pada konsekuensi yang mengancam keselamatan manusia.

Metode yang Digunakan IOT Hacking

Semakin maraknya IoT hacking, dan para pelaku menggunakan berbagai metode canggih untuk mengeksploitasi celah keamanan. Berikut adalah beberapa teknik yang sering digunakan untuk menyerang perangkat IoT:

  • Serangan Brute Force
    Peretas menggunakan alat otomatis untuk mencoba berbagai kombinasi kata sandi hingga berhasil masuk. Serangan ini sering berhasil jika perangkat menggunakan kata sandi default atau yang mudah ditebak, seperti “admin” atau “1234”.
  • Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
    Dalam serangan ini, peretas menyusup ke dalam komunikasi antara perangkat IoT dan server. Mereka dapat mencuri, memodifikasi, atau memanipulasi data yang dikirimkan, mengancam kerahasiaan dan integritas informasi.
  • Infeksi Malware
    Peretas dapat menyebarkan malware untuk mengambil alih kendali perangkat IoT. Malware biasanya masuk melalui unduhan tidak aman, lampiran email berbahaya, atau eksploitasi kerentanan pada perangkat lunak yang belum diperbarui.
  • Eksploitasi Jaringan Tidak Aman
    Perangkat IoT yang terhubung ke jaringan Wi-Fi atau internet tanpa enkripsi yang memadai menjadi sasaran empuk. Peretas dapat memanfaatkan kelemahan jaringan untuk mengakses perangkat dan data sensitif yang tersimpan di dalamnya.
  • Eksploitasi Firmware yang Tidak Diperbarui
    Banyak perangkat IoT menggunakan firmware yang sudah usang atau tidak lagi didukung oleh pembaruan keamanan. Peretas sering mengeksploitasi celah ini untuk mendapatkan akses ke sistem.
  • Penyalahgunaan Protokol yang Rentan
    Beberapa perangkat IoT masih menggunakan protokol komunikasi lama seperti HTTP atau MQTT tanpa enkripsi. Peretas dapat dengan mudah menyadap atau memanipulasi data yang dikirim melalui protokol ini.

Contoh Kasus IOT Hacking

Apakah Anda pikir IoT hacking ini hanya isapan jempol belaka yang targetnya pun juga tidak terlalu besar? Jangan salah! Terdapat beberapa contoh kasus IoT hacking besar yang menggemparkan dunia pada saat itu.

Beberapa contoh kasus hacking IoT tersebut di antaranya:

Serangan Botnet Terhadap Dyn

Pada tahun 2016, serangan DDoS besar-besaran yang dipicu oleh botnet Mirai melumpuhkan internet global. Botnet ini menargetkan perangkat IoT seperti router dan kamera keamanan yang menggunakan kata sandi default atau lemah. Mirai berhasil menginfeksi ribuan perangkat dan menggunakannya untuk membanjiri server Dyn, penyedia layanan DNS terkemuka. 

Serangan ini menyadarkan dunia akan pentingnya mengganti kata sandi default dan meningkatkan keamanan perangkat IoT.

Webcam TRENDnet

Webcam TRENDnet menjadi sorotan setelah ditemukan kerentanan yang memungkinkan peretas mengakses alamat IP dan rekaman audio-video pengguna. Insiden ini membuka mata banyak orang tentang betapa mudahnya perangkat IoT yang tidak aman dapat menjadi celah bagi pelanggaran privasi. 

Pelajaran penting dari kasus ini adalah perlunya enkripsi data yang kuat dan penggunaan kata sandi yang kompleks untuk melindungi perangkat.

Verkada Hacking

Layanan pemantauan cloud Verkada, yang digunakan oleh berbagai perusahaan dan instansi pemerintah, mengalami kebocoran keamanan besar-besaran. Peretas berhasil mengakses lebih dari 150.000 kamera keamanan yang terpasang di lokasi-lokasi sensitif. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya menerapkan sistem keamanan berlapis, termasuk autentikasi dua faktor (2FA) dan pemantauan akses yang ketat.

Stuxnet Attack

Stuxnet adalah worm canggih yang dirancang untuk menargetkan sistem industri, khususnya pabrik pengayaan uranium di Iran. Worm ini menyusup ke perangkat lunak Siemens Step7 dan berhasil merusak mesin sentrifugal. Serangan ini menjadi bukti nyata betapa berbahayanya kerentanan IoT dalam infrastruktur kritis, serta pentingnya melindungi sistem industri dari ancaman siber.

Jeep Hacking

Pada tahun 2015, sekelompok peretas berhasil mengambil alih kendali sebuah Jeep Cherokee dari jarak jauh. Mereka memanfaatkan celah keamanan dalam sistem infotainment dan firmware kendaraan, membuktikan bahwa mobil pintar pun rentan terhadap serangan siber. Kasus ini menyoroti kebutuhan akan pembaruan keamanan rutin dan pengujian ketat untuk perangkat IoT di kendaraan.

Pencegahan yang Bisa Diterapkan

Untuk mengurangi risiko serangan, pengguna dan perusahaan perlu meningkatkan kesadaran akan ancaman keamanan IoT. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

Pengamanan Jaringan

Jaringan internet, terutama WiFi, sering menjadi target utama bagi peretas untuk menyusup ke sistem. Pastikan untuk mengganti username dan password default pada router dengan kombinasi yang lebih kuat dan sulit ditebak. Selain itu, manfaatkan enkripsi jaringan yang lebih aman, seperti WPA3, dan gunakan firewall untuk menambah perlindungan terhadap akses yang tidak sah.

Monitor Perangkat

Pantau secara rutin aktivitas perangkat IoT di jaringan. Deteksi dini terhadap perilaku mencurigakan dapat mencegah serangan sebelum menimbulkan dampak besar. Pastikan untuk mengubah kata sandi secara berkala dan gunakan autentikasi ganda jika memungkinkan guna meningkatkan keamanan akses.

Update Software Rutin

Jangan pernah menunda pembaruan perangkat lunak atau firmware perangkat IoT. Pembaruan ini umumnya mencakup perbaikan bug dan peningkatan keamanan untuk melindungi dari eksploitasi baru yang ditemukan oleh peretas. Mengaktifkan pembaruan otomatis juga dapat menjadi pilihan yang bijak untuk memastikan perangkat selalu menggunakan versi terbaru.

Matikan Perangkat yang Tidak Digunakan

Perangkat yang terhubung tetapi jarang digunakan tetap menjadi celah keamanan yang bisa dimanfaatkan peretas. Jika suatu perangkat tidak digunakan dalam waktu lama atau sudah tidak lagi diperlukan, lebih baik matikan atau nonaktifkan koneksinya untuk mengurangi risiko peretasan.

Gunakan Password yang Kuat

Hindari penggunaan kata sandi default yang mudah ditebak dan perkuat keamanan dengan kombinasi huruf besar, kecil, angka, dan karakter khusus. Jika memungkinkan, aktifkan otentikasi dua faktor (2FA) untuk memberikan lapisan perlindungan ekstra pada perangkat IoT Anda.

Loading

Semua operasional PT. Network Data Sistem akan menggunakan domain nds.id per tanggal 8 Mei 2019. Semua informasi/promosi dalam bentuk apapun selain menggunakan domain nds.id bukan tanggung jawab PT. Network Data Sistem Tutup