Semua operasional PT. Network Data Sistem akan menggunakan domain nds.id per tanggal 8 Mei 2019. Semua informasi/promosi dalam bentuk apapun selain menggunakan domain nds.id bukan tanggung jawab PT. Network Data Sistem Tutup

Cara Kerja Otomatisasi QA, Kelebihan dan Jenisnya

otomatisasi qa

QA Automation kini menjadi salah satu profesi penting dalam dunia teknologi. Seiring pesatnya perkembangan perangkat lunak, tim QA (Quality Assurance) dituntut untuk terus beradaptasi dan menguasai berbagai kemajuan teknologi demi mendukung efektivitas tugas mereka.

Tak hanya soal penguasaan alat, memperluas wawasan juga menjadi kunci utama. Hal ini karena kompleksitas software modern semakin meningkat, dan para developer terus melakukan pembaruan untuk menghadirkan fitur-fitur dan aplikasi baru. Mari perluas tentang bagaimana cara kerja otomatisasi QA, kelebihannya, dan juga berbagai jenisnya di sini!

Cara Kerja Otomatisasi QA dan Langkahnya

Profesi ini memegang peranan penting dalam dunia teknologi, khususnya untuk melakukan pengujian berbagai jenis perangkat lunak. Setiap software umumnya memiliki banyak komponen yang harus dicek secara menyeluruh sebelum akhirnya dirilis ke pengguna.

Di sisi lain, perusahaan biasanya memiliki ekspektasi tinggi agar aplikasi mereka bisa segera diluncurkan ke pasar dan menerima pembaruan secara berkala, baik untuk platform mobile maupun web.

Dalam cara kerjanya, otomatisasi QA ini bisa diperhatikan dari langkah-langkahnya, yaitu:

  • Persiapan
    Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi skenario pengujian yang paling cocok untuk diotomatisasi. Biasanya melibatkan aktivitas yang berulang seperti autentikasi pengguna, pengisian form, hingga interaksi dasar di menu aplikasi. Setelah itu, tim QA memilih tools otomatisasi yang kompatibel dengan teknologi dan kebutuhan proyek.
  • Penyusunan Skrip
    Ketika skenario telah dipetakan, tahap berikutnya adalah menyusun skrip uji. Skrip ini berisi instruksi sistematis yang mensimulasikan perilaku pengguna, misalnya menekan tombol, memasukkan input, atau mengecek keluaran.
    Bahasa skrip bisa berupa kode pemrograman atau sintaks khusus tergantung tools yang digunakan.
  • Konfigurasi Lingkungan Uji
    Skrip yang dibuat akan dijalankan pada sebuah lingkungan uji yang telah disesuaikan, bisa berupa perangkat fisik, server, emulator, atau mesin virtual.
    Seluruh konfigurasi, data uji, dan perangkat lunak pendukung perlu dipersiapkan untuk menciptakan kondisi yang menyerupai dunia nyata.
  • Pelaksanaan Tes
    Setelah semuanya siap, proses pengujian dieksekusi. Alat otomatisasi akan mengambil kendali penuh atas aplikasi dan menjalankan instruksi sesuai skrip. Pengujian dapat dijalankan secara langsung oleh tester atau dijadwalkan berjalan otomatis secara berkala.
  • Pemeriksaan Hasil dan Laporan
    Usai proses pengujian, sistem akan menghasilkan laporan lengkap mengenai hasil eksekusi, termasuk status berhasil, gagal, atau adanya anomali.
    Tim QA kemudian menelaah laporan tersebut untuk mendeteksi error atau potensi bug pada sistem yang diuji.
  • Iterasi dan Pemeliharaan
    Proses otomatisasi QA tidak bersifat statis. Skrip dan konfigurasi perlu terus diperbarui seiring berkembangnya aplikasi.Tim juga harus secara berkala memelihara lingkungan uji agar tetap sinkron dengan versi terbaru perangkat lunak.

Perbedaan QA Automation dengan QA Manual Testing

Adanya otomatisasi QA tentu saja hadir dari sebelumnya QA yang dilakukan secara manual. Apa perbedaannya? Secara garis besar, cara kerja dan juga fungsinya bisa berbeda-beda.

QA Manual Testing dilakukan secara manual, QA Automation dilakukan secara otomatis. Setiap tipe QA memiliki keunggulan dan keterbatasan tersendiri, sehingga perusahaan perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan dan karakteristik proyek yang dijalankan.

QA Manual Testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang dilakukan secara langsung oleh tester tanpa bantuan alat otomatis. Tester menjalankan skenario pengujian untuk mengevaluasi fungsi, bug, dan kesesuaian aplikasi terhadap spesifikasi.

Tugas QA Manual:

  • Menyusun dan menjalankan skenario pengujian
  • Mengidentifikasi bug atau error
  • Memastikan aplikasi berfungsi sesuai standar
  • Memberikan laporan dan umpan balik ke tim pengembang
  • Menjaga keamanan dan pemantauan aplikasi

Sedangkan untuk QA Automation adalah metode pengujian perangkat lunak menggunakan tool otomatis. Pengujian ini mengeksekusi tes berulang dengan cepat dan konsisten, cocok untuk proyek berskala besar atau dengan kebutuhan uji regresi tinggi.

Tugas QA Automation:

  • Menyusun rencana dan skrip pengujian otomatis
  • Menjalankan tes menggunakan alat bantu seperti Selenium, Appium, dll.
  • Menganalisis hasil dan membuat laporan
  • Bekerja sama dengan tim developer dalam proses debugging
  • Meningkatkan efisiensi proses pengujian

Keduanya memiliki peran penting dalam memastikan kualitas perangkat lunak dan dapat digunakan secara saling melengkapi sesuai kebutuhan proyek.

Kelebihan dari Otomatisasi Quality Assurance

Mengadopsi otomatisasi dalam proses pengujian membawa banyak manfaat, salah satunya adalah efisiensi waktu. Karena sebagian besar tugas dijalankan secara otomatis, proses kerja menjadi lebih cepat dibandingkan metode manual yang cenderung memakan banyak waktu dan energi. Pengujian manual untuk proyek besar bahkan bisa memperlambat peluncuran produk dan menimbulkan kerugian operasional.

Keunggulan lainnya, otomatisasi QA dapat diakses oleh siapa saja, baik pemula maupun profesional karena banyak tools yang dirancang tanpa perlu menulis kode yang rumit. Ini memungkinkan pengguna untuk cepat memahami alur kerja dan langsung terlibat dalam proses pengujian.

Secara garis besar, pengujian dilakukan melalui dua jalur utama: pengujian antarmuka (GUI) dan pengujian API. Keduanya berjalan secara otomatis dan efisien tanpa memerlukan coding mendalam. Hasilnya, Anda dapat menguji lintas perangkat, mendeteksi bug lebih awal, memangkas biaya, dan mempercepat waktu rilis fitur baru ke pasar.

Jenis-jenis Pengujian Otomatis

Pemahaman tentang otomatisasi QA yang terakhir dan wajib Anda ketahui adalah berbagai jenisnya. Terdapat berbagai jenis pengujian otomatis, antara lain:

  • Uji Fungsionalitas: Fokus pada verifikasi bahwa fitur perangkat lunak berjalan sesuai dengan kebutuhan bisnis atau spesifikasi yang ditetapkan. Misalnya, memastikan tombol login pada aplikasi dapat mengarahkan pengguna ke dashboard setelah kredensial dimasukkan.
  • Uji Antarmuka Pengguna (UI): Memeriksa elemen visual seperti tombol, formulir input, warna, dan struktur halaman untuk memastikan tampilan dan pengalaman pengguna berjalan optimal.
  • Uji Integrasi Sistem: Mengevaluasi apakah berbagai modul dalam aplikasi dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan benar sebagai satu kesatuan.
  • Uji API: Menguji fungsi dan keandalan Application Programming Interface (API), memastikan bahwa pertukaran data antar sistem berjalan akurat dan stabil.
  • Uji Kinerja dan Beban: Menilai respons aplikasi saat digunakan dalam kondisi normal hingga ekstrem, guna memastikan aplikasi tetap stabil saat banyak pengguna mengakses secara bersamaan.

Kesimpulan

Perlu menjadi perhatian Anda, agar proses pengujian lebih efisien, tim QA perlu mengenali dan memanfaatkan berbagai tools otomatisasi yang tersedia. Mengingat banyaknya jenis alat yang ada, penting bagi QA untuk memahami fungsi dan keunggulan masing-masing agar pekerjaan otomatisasi QA dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.

Loading