Konsep smart building atau bangunan pintar semakin populer sebagai solusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Dengan penerapan teknologi cerdas, pengaturan bangunan dapat dioptimalkan melalui jadwal otomatis atau pengaturan skenario tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya.
Bagi Anda yang memang tertarik tentang informasi seputar smart building ini, bagaimana prinsip kerjanya sampai dengan penerapannya, Anda bisa mencari tahunya di sini!
Daftar Isi
Penjelasan Mengenai Smart Building
Smart building, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai bangunan pintar, adalah penerapan sistem otomasi yang memungkinkan pengelolaan bangunan secara terpadu dan efisien. Teknologi ini bekerja dengan mengintegrasikan sistem-sistem di dalam bangunan yang diatur menggunakan algoritma yang tertata rapi. Sebagian besar komponen bangunan, mulai dari pencahayaan hingga pengaturan suhu, dapat dikelola secara otomatis.
Karena itu, konsep ini sering disebut juga sebagai Building Automation System (BAS), yang bertujuan untuk menciptakan kenyamanan sekaligus menghemat energi.
Prinsip Kerja dan Komponen Smart Building
Prinsip kerja dari smart building berfokus pada integrasi dan komunikasi antara berbagai komponen di dalam bangunan. Beragam perangkat seperti sensor suhu, kelembapan, pencahayaan, hingga detektor gerak, digunakan untuk mengumpulkan data yang dapat mengatur aktivitas di dalam bangunan secara otomatis. Dengan adanya sensor ini, setiap komponen bangunan dapat berkomunikasi dan berkoordinasi, misalnya, mengatur pencahayaan secara otomatis sesuai intensitas cahaya alami atau mengontrol suhu ruangan berdasarkan keberadaan penghuni.
Sistem ini tidak hanya membantu dalam efisiensi energi tetapi juga dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi para penghuni. Berikut adalah berbagai penjelasan mengenai berbagai prinsip kerja dari smart building tersebut tersebut:
Suhu dan Kelembapan
Komponen suhu dan kelembapan berhubungan erat dengan sistem HVAC, yang merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, and Air Conditioning, atau yang lebih dikenal sebagai tata udara. Dengan memanfaatkan sensor suhu dan kelembapan, sistem ini secara otomatis memantau kondisi ruangan.
Ini memungkinkan pengaturan suhu yang optimal untuk AC atau pemanas, termasuk kapan perangkat tersebut harus dinyalakan atau dimatikan, serta kapan tirai dan jendela perlu dibuka atau ditutup.
Pencahayaan
Pencahayaan atau penerangan adalah komponen penting dalam smart building yang berfungsi dengan cerdas. Misalnya, saat sinar matahari cukup terang, tirai dapat terbuka otomatis, dan lampu akan mati untuk menghemat energi. Namun, ketika cuaca mendung atau gelap, lampu akan menyala secara otomatis untuk memastikan ruangan tetap terang.
Sensor optik yang digunakan memungkinkan pencahayaan disesuaikan sesuai kebutuhan, dan pada akhir jam operasional, lampu gedung dapat dimatikan secara otomatis, kecuali di area seperti ruang keamanan yang tetap membutuhkan penerangan.
Energi
Bangunan yang lebih besar tentu memerlukan lebih banyak energi. Jika pengelolaan energi dilakukan secara manual oleh manajemen properti, ada kemungkinan beberapa faktor akan terlewat, yang dapat menyebabkan pemborosan energi. Selain HVAC dan pencahayaan, berbagai perangkat di dalam bangunan seperti pompa, dispenser, komputer, dan televisi yang harus dimatikan atau diputus dari sumber listrik ketika bangunan kosong.
Prinsip kerja sensor arus listrik (CT) dalam sistem smart building adalah memonitor dan menghitung penggunaan energi di berbagai sirkuit, zona, atau level mesin. Dengan adanya sensor energi, kita dapat mendeteksi potensi pemborosan dan memaksimalkan penghematan energi. Mengetahui pola penggunaan energi normal juga membantu dalam mendeteksi penggunaan berlebih, yang bisa menandakan adanya masalah atau kelebihan beban pada suatu mesin. Hal ini memungkinkan tindakan pemeliharaan atau perbaikan dilakukan sebelum kerusakan yang lebih serius terjadi.
Keamanan
Smart building dilengkapi dengan perangkat keamanan seperti CCTV, kunci otomatis, sensor, dan alarm yang terhubung satu sama lain. Beragam jenis kunci otomatis tersedia, seperti sidik jari, QR Code, barcode, dan RFID, yang memastikan hanya orang tertentu yang dapat mengakses area tertentu.
Jika ada upaya penerobosan, sistem akan langsung mengirimkan data saat pintu terbuka, dan CCTV yang berfungsi di segala kondisi cahaya akan merekam kejadian tersebut. Pemantauan ini dapat dilakukan melalui smartphone atau monitor keamanan, dan bagian yang diterobos bisa dikunci otomatis untuk mencegah pelaku melarikan diri.
Di apartemen dan hotel modern, keamanan bisa ditingkatkan dengan mengatur akses lift yang hanya bisa digunakan tenant untuk menuju lantai kamar dan lobby.
Penerapan Smart Building
Pesatnya kemajuan teknologi mendorong perkembangan Internet of Things (IoT) di berbagai bidang, termasuk penerapan smart building yang semakin luas. Dengan persaingan yang kian ketat dan harga yang semakin terjangkau, implementasi smart building di Indonesia kini mencakup lebih banyak jenis bangunan.
Bukan hanya gedung komersial, teknologi ini juga mulai diterapkan di institusi pendidikan dan tempat ibadah. Berikut adalah contoh penerapan smart building pada berbagai jenis bangunan.
Perkantoran
Pada gedung perkantoran, integrasi teknologi meliputi CCTV, smart door lock untuk area tertentu, serta sistem absensi berbasis smart door lock yang mencatat waktu kedatangan karyawan. Selain itu, pengaturan kelembapan, suhu, dan pencahayaan dilakukan secara otomatis untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan.
Hotel dan Apartemen
Hotel dan apartemen memiliki kebutuhan yang mirip dalam penerapan smart building. Sistem akses cerdas memungkinkan setiap tamu atau penyewa memiliki ID khusus, berupa kartu, QR code, atau barcode, yang dirancang hanya untuk akses ke kamar tertentu. Pembatasan akses lift juga diterapkan agar hanya lantai yang relevan yang dapat diakses.
CCTV dan smoke detector dipasang di titik-titik strategis untuk keamanan, sedangkan pengaturan otomatis untuk pencahayaan, kelembapan, dan suhu ruangan memberikan kenyamanan maksimal bagi tamu atau penghuni.
Sektor Lain
Selain gedung perkantoran, hotel, dan apartemen, teknologi smart building juga diterapkan di berbagai jenis bangunan lainnya seperti:
- Pusat Perbelanjaan/Mall
- Bandara/Terminal
- Rumah Sakit
- Institusi Pendidikan: Sekolah, Universitas
- Tempat Ibadah: Masjid, Gereja, Pura, Wihara
- Rumah atau Smart Home
Penerapan smart building pada berbagai jenis bangunan ini memberikan banyak keuntungan, baik dalam hal efisiensi energi, keamanan, maupun kenyamanan bagi para pengguna dan pengelola.
Manfaat Menggunakan Smart Building
Dengan memahami komponen-komponen smart building, Anda dapat melihat bagaimana teknologi ini membawa manfaat besar, mulai dari efisiensi energi hingga keamanan yang lebih baik. Tidak hanya di Indonesia, berbagai negara juga mengadopsi sistem otomasi bangunan ini untuk menciptakan gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Selain itu, pengelolaan bangunan menjadi lebih mudah dan biaya operasional lebih rendah berkat efisiensi yang dihasilkan.
Mungkin bagi Anda yang memang ingin menerapkan smart building, Anda sangat bisa mempercayakannya saja kepada NetData untuk instalasi, atau hanya sekedar konsultasi dengan menghubungi nomor Whatsapp NetData yang ada di bawah ini!
Minta Penawaran Harga !